Merdeka.com - Daging celeng sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Tak cuma untuk manusia, bahkan untuk pakan hewan pun berbahaya. Karena itu, Balai Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan razia peredaran daging celeng.
"Hingga saat ini, konsumsi daging celeng untuk alasan apapun, termasuk untuk pakan hewan dinilai berbahaya," kata Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian Banun Harpini, seperti dikutip dari antaranews, Senin (26/5).
Menurut Banun, daging celeng banyak mengandung cacing sejenis cacing pita yang berdampak negatif bagi kesehatan manusia.
Maka dari itu, peredaran daging celeng, yang tidak menggunakan sertifikat sanitasi atau sertifikat karantina lainnya, dianggap sebagai peredaran ilegal. Hal itu juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.
Ancaman pidana yang dapat dikenakan kepada pelaku pelanggaran tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 31 UU No. 16 Tahun 1992 berupa pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak Rp 150 juta.
Menurut Banun, tahun 2014, peredaran daging celeng memang menurun. Meski begitu, pihaknya terus berupaya melakukan razia terhadap peredaran daging celeng di pasaran.
"Jika dibandingkan pada 2013 yang satu tahun, diperkirakan akan menurun tahun ini. Biasanya saat-saat menjelang Lebaran, tingkat penyelundupan produk ilegal itu meningkat," ungkapnya.
Penurunan jumlah daging selundupan itu, juga karena penindakan hukum yang semakin tegas dilakukan aparat gabungan dari Barantan, Kepolisian setempat, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), serta berbagai unsur lain.
"Maka itu perlu kerja sama yang kuat dengan sektor hulu di hutan, dan juga penindakan di peredarannya," ujarnya.
Untuk pencegahan peredaran daging celeng di sektor hulu, Barantan, telah berkoordinasi dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Kehutanan, untuk menindak perburuan liar.
Kemudian, penindakan di peredaran juga telah ditingkatkan dengan bekerja sama dengan Polisi Air Kepolisian Daerah yang dianggap rentan menjadi jalur distribusi daging tersebut seperti Lampung dan Banten.
Selain itu, peredaran daging celeng ke Pulau Jawa juga memanfaatkan angkutan bus-bus dan truk niaga. Maka itu, koordinasi dengan perusahaan swasta pemilik bus dan truk juga telah dilakukan, meskipun dia mengakui hasilnya belum maksimal.
"Barantan juga kerja sama dengan Organda (Organisasi Pengusaha Nasional Indonesia Angkutan Bermotor di Jalan) dan PO-PO swasta untuk sosialisasikan ke supir mereka untuk hati-hati dengan maraknya peredaran daging celeng ini," ungkapnya.
Kenaikan produksi padi tahun 2015 adalah yang tertinggi dalam 10 tahun ini.
Saat ini, Kementan juga telah menyalurkan kurang lebih 30.000 unit alat-alat pertanian.
Di Jabodetabek, telah dilakukan Operasi Pasar di 12 titik pasar ritel.
"Ke depan penting keanekaragaman pangan, itu suatu kearifan lokal yang perlu kita perkuat."
Panen bawang merah di Bima menghasilkan sebanyak 40 ribu ton. Sedangkan panen di Brebes menghasilkan 50 ton.
Upaya yang di lakukan tim ini adalah memonitoring daerah-daerah yang rawan kekeringan.
Sejak akhir tahun 2014 lalu sampai saat ini telah berhasil melakukan upaya perbaikan jaringan irigasi.
"Stok pangan kita menghadapi bulan puasa dan Lebaran seperti beras, cabai, bawang, gula dan lainnya aman," kata Jokowi.
"Ketersediaan stok beras cukup aman," tutur Arman.
Acara yang buka dengan tradisi pukul gong ini dalam rangka upaya mempercepat swasembada pangan.
Mentan Amran 'sidak' harga gabah di Yogyakarta
Petani Tulang Bawang pakai combine harvester buat panen & tanam padi
Mentan berikan traktor gratis untuk petani miskin
Mentan: Ketergantungan impor pangan ancam kedaulatan negara
Investor Brasil serius akan bangun peternakan sapi di pulau Buru
Menteri Andi Amran kerja riil wujudkan swasembada pangan
Menteri Pertanian: Jangan biarkan lahan itu 'tidur'
Mentan: Panen padi di daerah meningkat 20-50 persen